dokter mau vonis kehamilan blighted ovum tapi masih ditemukan tanda - tanda kalau janin ini berkembang - flek nya bunda pun enggak banyak, jadi dokter masih belum bisa vonis apa - apa - ditunggu dulu dua minggu dan dikasih obat penguat - enggak disuruh bed rest, tapi disuruh istirahat aja Abis nebus obat, bunda pun pulang dengan galau, cie Bagitumbuhan, tanah berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangannya. Tumbuhan akan tumbuh dan berkembang dengan optimal bila kondisi tanah tempat hidupnya sesuai dengan kebutuhan nutrisi dan unsur hara. Kondisi tanah ditentukan oleh faktor lingkungan lain, misalnya suhu, kandungan mineral, dan air. d. VONISRINGAN SUAP BANSOS. rd INILAH GRUP : INILAH KORAN PORTAL NEWS : INILAH.COM INILAHKORAN.COM YANGMUDA.COM JAKARTAPRESS.COM MAJALAH: INILAH REVIEW. Telinga, Mata, dan Hati Rakyat REDAKSI /IKLAN Tapi ternyata janinnya berhenti berkembang di usia enam minggu," ujar Arsya saat dihubungi wartawan melalui sambungan telepon, Jumat (15/5/2020). Dokter pun menyarankan untuk langsung dikuret. Darihasil browsing akhrnya menemukan dokter praktek di salah satu RS di Karawang.. tapi apalah daya karena dokter langganan saya tidak buka praktek dihari minggu >_< Vay Nhanh Fast Money. Pemeriksaan urine positif, tapi saat USG kehamilan, janin kok tidak terlihat, ya? Kondisi ini bisa jadi menandakan bahwa janin gagal berkembang. Yuk, ketahui apa penyebab janin gagal berkembang dan apa yang perlu dilakukan. Dalam dunia medis, sebenarnya tidak ada istilah janin gagal berkembang, yang ada adalah kehamilan kosong atau blighted ovum. Hamil kosong kerap sering disalahartikan dengan IUGR atau janin tumbuh lambat. Padahal, keduanya merupakan kondisi yang berbeda. Hamil kosong adalah kondisi ketika sel telur yang telah dibuahi oleh sperma menempel di rahim, tetapi embrio tidak kunjung berkembang atau embrio berhenti berkembang secara tiba-tiba. Sedangkan, IUGR adalah kondisi ketika janin bertumbuh dan berkembang, tetapi perkembangannya terlambat dan bobot tubuhnya tidak bertambah sesuai usia kehamilan. Apa Penyebab Janin Gagal Berkembang? Normalnya, sel telur yang telah dibuahi menempel di rahim, dan pada usia 5–6 minggu, seharusnya embrio sudah mulai terlihat di dalam kantung janin. Namun, pada janin gagal berkembang atau kehamilan kosong, hal ini tidak terjadi. Sebagian ibu hanya memiliki kantung janin saja, tanpa embrio. Penyebab janin gagal berkembang sering kali tidak diketahui secara pasti. Akan tetapi, kondisi ini diduga disebabkan oleh kelainan kromosom pada sel telur yang dibuahi atau kualitas sperma dan sel telur yang tidak baik. Selain itu, kehamilan pada usia tua juga memiliki risiko lebih besar mengalami janin gagal berkembang. Dalam sebuah penelitian ditemukan, ibu yang hamil pada usia di atas 40 tahun lebih berisiko mengalami keguguran dini daripada ibu yang hamil di usia 20-an. Faktor hormonal, seperti rendahnya progesteron dan gangguan endokrin tertentu, juga dapat meningkatkan risiko terjadinya janin gagal berkembang. Sindrom ovarium polikistik atau PCOS juga kerap dikaitkan dengan risiko janin gagal berkembang dan keguguran. Adakah Gejala Janin Gagal Berkembang? Pada kondisi janin gagal berkembang, gejala yang muncul sama dengan kehamilan normal, yaitu siklus menstruasi berhenti, hasil tespack positif, mual dan muntah, serta nyeri pada payudara. Gejala-gejala kehamilan tersebut bisa terus berlanjut karena plasenta umumnya masih akan berfungsi walaupun embrio sudah berhenti berkembang. Namun, pada beberapa ibu hamil, janin gagal berkembang juga dapat menimbulkan sakit di area perut, kram, timbul bercak darah pada pakaian dalam, atau mungkin perdarahan yang banyak. Kehamilan kosong atau janin gagal berkembang baru bisa dipastikan setelah dilakukan USG ultrasonografi oleh dokter. Lalu, Apa yang Harus Dilakukan? Umumnya, janin gagal berkembang terjadi di trimester awal kehamilan. Rata-rata penderita masih akan percaya bahwa dirinya sedang hamil sampai hasil pemeriksaan USG membuktikan bahwa kehamilan tersebut kosong. Jika menemukan kehamilan kosong, dokter kandungan biasanya tidak langsung menyarankan kuret. Alasannya, bila embrio sudah berhenti berkembang, tubuh ibu hamil umumnya akan mengeluarkannya secara alami melalui proses keguguran. Dokter mungkin akan memberikan obat untuk membantu jaringan-jaringan di dalam rahim meluruh dengan sendirinya. Setelah jaringan tersebut keluar, dokter akan melakukan pemeriksaan lagi untuk memastikan apakah masih ada jaringan yang tertinggal di dalam rahim. Jika ada, barulah dokter akan melakukan tindakan kuret. Meskipun tidak bisa dipastikan, umumnya kondisi ini bisa terjadi hanya sekali dan jarang berulang. Namun, bila mengalami janin gagal berkembang lebih dari sekali, dokter akan menyarankan beberapa tes untuk menentukan apa penyebab yang mendasarinya. Mengalami kehamilan kosong atau janin gagal berkembang tentu dapat menimbulkan trauma psikis. Jika Bumil mengalaminya, cobalah untuk menerimanya dengan lapang dada samibl melakukan program hamil kembali saat sudah siap. Dalam menentukan program hamil yang paling tepat, konsultasikan dengan dokter. Jangan buru-buru panik jika hamil tapi perut bawah lembek. Simak penyebabnya di sini!Kondisi kehamilan tiap orang pasti berbeda. Jangankan dengan orang lain, antara kehamilan pertama dan kedua saja kondisi yang dirasakan belum tentu ibu hamil pasti pernah mengalami perutnya terasa keras. Namun, tidak sedikit pula yang mengeluhkan perut bawah terasa lembek padahal tengah mengandung si calon buah Ma, kendati terasa cukup aneh, ternyata kondisi hamil tapi perut bawah lembek itu cukup banyak dialami oleh ibu yang tengah mengandung, Mama tidak perlu khawatir terlalu berlebih, simak penjelasannya kenapa hamil tapi perut bawah lembek dari berikut Hamil Muda Perut Masih Lembek?Freepik/senivpetroKatanya, perut mama akan terasa lebih mengencang saat hamil muda. Tidak heran itu membuat orang bertanya, kok sedang hamil tapi perut bawah lembek?Tidak perlu bingung dan khawatir, Ma. Tidak semua ibu hamil muda punya perut yang keras. Justru, di trimester awal harusnya belum ada perubahan fisik yang berarti di tubuh yang mengeras di trimester satu kehamilan biasanya terjadi karena gas di dalam perut mama. Penumpukan gas tersebut bisa dipicu oleh hormon kehamilan dan morning sickness yang cukup PicksPerut Bagian Bawah Lembek Padahal Sedang Hamil Besar, Kok Bisa?Pexels/ trimester kedua, kondisi rahim mama akan mulai membesar. Itu untuk “menampung” si jabang bayi beberapa bulan ke depan. Perubahan itu akhirnya bisa membuat perut mama jadi terasa lebih besar dan mengencang. Meski begitu, Mama masih mungkin mengalami perut bagian bawah terasa lembek sekalipun sedang hamil besar. Hal itu bisa dipicu oleh beberapa dari setidaknya ini tiga alasan kenapa perut bagian bawah mama terasa lembek padahal sedang hamil1. Bentuk tubuh dan postur tubuh mama sebelum hamil tentu berpengaruh pada bentuk perut semasa kehamilan. Biasanya, ibu hamil yang langsing dan tinggi akan cukup sering mengalami kondisi perut bawah lembek walau sedang postur tubuh ini memungkinkan rahim Mama untuk memanjang ke atas sehingga bisa memberi ruang yang cukup lega bagi si calon bayi Posisi janinFreepik/freepikSemakin bertambahnya usia kehamilan, si calon buah hati di dalam perut mama pasti akan semaking sering berpindah-pindah ketika perut bawah terasa lembek padahal sedang hamil, itu bisa terjadi karena bayi sedang berpindah posisi sehingga tonjolannya tidak terasa di bagian perut bawah mama melainkan di tempat lain. Misalnya, ia sedang berada di posisi melintang dengan tangan dan kaki di Braxton-HicksPexels/Amina FilkinsApabila Mama merasakan perut lembeknya menjelang persalinan, waspada itu bisa jadi pertanda braxton Mama benar mengalami braxton hicks atau kontraksi palsu, perut bagian bawah mama akan terasa lembek, tapi tiba-tiba bisa langsung perlu khawatir jika mama mengalaminya. Kendati kerap disalahartikan sebagai tanda ingin melahirkan, braxton hicks terjadi untuk membuat tubuh mama bersiap saat kontraksi sesungguhnya akan alasan yang bisa menjelaskan kenapa hamil tapi perut bawah lembek. Singkatnya, bila kondisi ini tidak dibarengi dengan kondisi lain, seperti merasakan sakit yang tidak wajar atau bahkan perdarahan, Mama bisa cukup tenang. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari kondisi jika hal ini dibarengi dengan masalah yang serius, maka sebaiknya segera ke rumah sakit. Semoga kehamilan mama sehat selalu ya! Baca jugaIni Penyebab Perut Ibu Hamil Mengecil di Pagi HariMengapa Ukuran Perut Ibu Hamil Berbeda-beda? Ini Alasannya!Mengukur Besarnya Ukuran Perut Saat Hamil, Penting atau Tidak? Kehamilan merupakan momen istimewa bagi setiap wanita. Namun, terkadang proses kehamilan tidak berjalan lancar sehingga bisa berakhir dengan kekecewaan. Ada banyak masalah yang bisa terjadi selama masa kehamilan, salah satunya adalah janin yang tidak berkembang. Dalam istilah medis, janin yang tidak berkembang disebut dengan blighted ovum atau hamil kosong. Perlu diketahui, sel telur yang sudah dibuahi akan membelah dan membentuk embrio. Proses ini biasanya terjadi pada hari ke-10 kehamilan. Lantas plasenta mulai berkembang dan hormon kehamilan meningkat. Namun pada kasus janin tidak berkembang, sel telur yang sudah dibuahi gagal membelah diri menjadi embrio. Seperti dilansir American Pregnancy Association, kondisi janin tidak berkembang biasanya terjadi pada trimester pertama dan sebelum Anda menyadari tengah hamil. Meski begitu, Anda akan tetap merasakan tanda-tanda kehamilan, mulai dari terlambat menstruasi hingga hasil test pack yang menunjukkan dua garis atau positif. Tapi saat plasenta berhenti tumbuh dan kadar hormon menurun, perlahan tanda kehamilan akan hilang. Kemudian Anda akan mengalami kram perut dan perdarahan dari vagina guna meluruhkan janin yang tidak berkembang. Penyebab janin tidak berkembang bisa beraneka ragam. Berikut adalah beberapa di antaranya yang perlu mendapat perhatian khusus. 1. Kerusakan kromosom Dalam buku berjudul Anembryonic Pregnancy, kelainan atau kerusakan kromosom bisa menjadi penyebab janin tidak berkembang di dalam kandungan lalu memicu keguguran. Trisomi adalah jenis kelainan kromosom yang sering menjadi penyebab janin tidak berkembang. Setidaknya 30 persen janin yang memiliki trisomi berakhir dengan keguguran. Jenis trisomi 16 bisa memicu pertumbuhan embrio yang belum sempurna dan membentuk kantong kosong. Sedangkan jenis trisomi lain sering mengakibatkan kematian embrio dini sebelum menjadi janin. Satu hal yang perlu diingat, kerusakan kromosom ini tidak disebabkan oleh Anda dan pasangan. Jadi Moms dan Dads tidak perlu menyalahkan diri sendiri atau orang lain apabila mengalami janin tidak berkembang karena alasan yang satu ini. 2. Faktor genetik Apabila dalam keluarga Anda ada yang pernah mengalami kondisi serupa, hal ini bisa menjadi faktor risiko penyebab janin tidak berkembang. Kondisi kelainan genetik ini dipengaruhi oleh pembelahan sel yang tidak normal, seperti Gangguan gen tunggal Pernikahan sedarah Kerusakan DNA pada sperma Pembelahan sel yang tidak normal ini bisa memicu perdarahan pada vagina hingga keguguran. 3. Stres Mengutip situs Mayo Clinic, stres yang sangat parah juga bisa memengaruhi kondisi kesehatan ibu hamil dan menyebabkan janin tidak berkembang. Janin tidak berkembang atau hamil kosong termasuk dalam kondisi keguguran. Setidaknya 10-20 persen ibu hamil mengalami keguguran. Kondisi ini paling sering terjadi pada masa kehamilan atau ketika wanita belum menyadari dirinya sedang hamil. 4. Penyakit tuberkulosis Tuberkulosis atau penyakit yang menyerang pernapasan ini juga bisa mengganggu fungsi organ reproduksi wanita. Ibu hamil yang memiliki penyakit tuberkulosis dan infeksi saluran reproduksi memiliki kemungkinan akan mengalami janin tidak berkembang. Komplikasi dari saluran reproduksi yang mencakup perlekatan di dalam rahim intrauterine bisa menghambat implantasi dan pertumbuhan embrio. 5. Gangguan imun Kondisi kesehatan ini juga menjadi penyebab janin tidak berkembang, salah satunya adalah autoimun. Pada wanita penderita autoimun, tubuhnya akan menolak embrio yang ditanamkan ke dalam rahim sehingga menyebabkan gagal berkembang. 6. Faktor hormonal Janin tak berkembang juga bisa disebabkan oleh faktor hormonal, seperti Kadar hormon progesteron yang rendah Gangguan endokrin Disfungsi tiroid Sindrom polikistik ovarium PCOS. M&B/Wieta Rachmatia/SW/Foto Freepik

vonis janin tidak berkembang tapi ternyata berkembang